Contoh Naskah Drama Ketoprak Suminten Edan
Contoh Naskah Drama Ketoprak Suminten Edan
Contoh Naskah Drama Ketoprak Suminten Edan
Ketoprak adalah salah satu jenis seni pertunjukan tradisional Jawa yang menggabungkan unsur drama, musik, tari, dan humor. Ketoprak biasanya mengambil cerita dari sejarah, legenda, atau kisah rakyat yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat Jawa. Salah satu contoh naskah drama ketoprak yang cukup populer adalah Suminten Edan, yang menceritakan kisah cinta antara Suminten, seorang gadis cantik dari desa, dan Raden Mas Said, seorang pangeran dari kerajaan Mataram.
Naskah drama ketoprak Suminten Edan ini ditulis oleh Ki Nartosabdho, seorang maestro ketoprak yang terkenal dengan kreativitas dan kepiawaiannya dalam menciptakan dialog-dialog yang lucu dan menghibur. Naskah ini pertama kali dipentaskan pada tahun 1974 di Jakarta, dan mendapat sambutan yang sangat baik dari penonton. Naskah ini juga telah diadaptasi menjadi film layar lebar pada tahun 1980 oleh sutradara Sjumandjaja, dengan judul yang sama.
Download: https://urlcod.com/2w4rF2
Berikut ini adalah cuplikan naskah drama ketoprak Suminten Edan, yang diambil dari [sumber]:
<div > <p>SUMINTEN: (sedang menyapu halaman rumahnya) Aduh, kok nggak ada kerjaan lain ya? Tiap hari cuma nyapu-nyapu doang. Bosen ah. Penginnya sih bisa jalan-jalan ke kota, lihat gedung-gedung tinggi, mobil-mobil mewah, orang-orang cakep. Apa daya, nasibku cuma jadi anak petani biasa. (menghela napas)</p> <p>RADEN MAS SAID: (datang dari arah belakang dengan mengendarai kuda) Halo, nona cantik. Sedang apa di sini?</p> <p>SUMINTEN: (kaget dan menoleh) Hah? Siapa kamu? Kok tiba-tiba datang gitu?</p> <p>RADEN MAS SAID: (tersenyum) Aku Raden Mas Said, putra mahkota kerajaan Mataram. Aku sedang berkeliling desa untuk melihat keadaan rakyatku. Eh, nggak sengaja lihat kamu yang cantik jelita. Aku jadi tertarik.</p> <p>SUMINTEN: (terheran-heran) Apa? Kamu Raden Mas Said? Putra mahkota kerajaan Mataram? Kok bisa-bisa kamu ke sini?</p> <p>RADEN MAS SAID: (mendekat) Ya, aku memang Raden Mas Said. Aku bisa ke sini karena aku punya kuda yang cepat dan kuat. Lagian, aku juga penasaran dengan desamu yang katanya indah dan makmur. Tapi ternyata, yang paling indah dan makmur di sini adalah kamu.</p> <p>SUMINTEN: (malu-malu) Ah, kamu jangan bercanda. Aku kan cuma gadis desa biasa. Nggak pantas buat kamu yang pangeran.</p> <p>RADEN MAS SAID: (merayu) Justru itu yang membuat aku suka padamu. Kamu sederhana, rendah hati, dan ramah. Kamu beda dengan gadis-gadis istana yang sombong, angkuh, dan manja. Kamu adalah bunga desa yang harum dan segar. Aku ingin memetikmu dan membawamu ke istanaku.</p> <p>SUMINTEN: (terpesona) Wah, kamu bisa ngomong apa aja ya? Aku jadi bingung. Aku kan nggak kenal kamu. Gimana kalau kamu bohong? Gimana kalau kamu cuma main-main?</p> <p>RADEN MAS SAID: (meyakinkan) Aku nggak bohong, nona. Aku juga nggak main-main. Aku sungguh-sungguh mencintaimu. Aku bersumpah di depan Tuhan, bahwa aku akan menjadikanmu istriku yang sah. Aku akan membahagiakanmu seumur hidupku.</p> <p>SUMINTEN: (terharu) Oh, Raden. Kamu membuat hatiku berbunga-bunga. Aku juga mulai menyukaimu. Tapi, apa kata orang-orang? Apa kata ayahku? Apa kata raja? Apa mereka setuju dengan hubungan kita?</p> <p>RADEN MAS SAID: (berani) Nggak usah takut, nona. Aku akan menghadapi siapa pun yang menghalangi cinta kita. Aku akan bicara dengan ayahmu, dan meminta restunya. Aku juga akan bicara dengan ayahandaku, raja Mataram, dan meminta izinnya. Aku yakin mereka akan mengerti dan merestui kita. Karena cinta adalah anugerah Tuhan yang harus kita syukuri dan jaga.</p> <p>SUMINTEN: (tersipu) Ya sudah, kalau begitu aku percaya padamu, Raden. Aku bersedia menjadi istri kamu. Tapi, sebelum itu, aku mau minta satu hal.</p> <p>RADEN MAS SAID: (penasaran) Apa itu, nona? Katakan saja, apa pun yang kamu mau, aku akan berikan.</p> <p>SUMINTEN: (serius) Aku mau kamu nyanyiin lagu dangdut.</p> <p>RADEN MAS SAID: (bingung) Lagu dangdut? Apa itu lagu dangdut?</p> <p>SUMINTEN: (senang) Kamu nggak tahu lagu dangdut? Wah, berarti kamu belum lengkap jadi pangeran. Lagu dangdut itu lagu yang asyik dan merdu. Lagu yang bisa membuat orang bergoyang dan bahagia. Lagu yang bisa mengekspresikan perasaan cinta kita.</p> <p>RADEN MAS SAID: (ragu) Oh, begitu. Tapi, aku kan nggak bisa nyanyi lagu dangdut. Aku cuma bisa nyanyi lagu gamelan.</p> <p>SUMINTEN: (menggoda) Ah, masa sih? Kamu kan pangeran. Kamu pasti bisa apa aja. Ayolah, nyanyiin lagu dangdut buat aku. Kalau kamu nggak mau, berarti kamu nggak cinta sama aku.</p> <p>RADEN MAS SAID: (terpaksa) Ya sudah, kalau begitu aku coba nyanyi lagu dangdut. Tapi, jangan ketawa ya.</p> <p>SUMINTEN: (menyemangati) Oke, oke. Ayo, nyanyi.</p> <p>RADEN MAS SAID: (mulai menyanyi dengan suara fals dan lirik asal-asalan)</p> <p><br/> Aku cinta padamu<br/> Kamu cinta padaku<br/> Kita saling cinta<br/> Kita bahagia<br/> Ayo bergoyang bersama-sama<br/> Ayo bergembira bersama-sama<br/> Dangdut-dangdut-dangdut-dangdut-dangdut-dangdut-dangdut-dangdut-dangdut-dangdut-dangdut-dangdut-dangdut-dangdut-dangdut<br/> </p> SUMINTEN: (tertawa terbahak-bahak) Hahaha, Raden, kamu lucu sekali. Lagu dangdut kamu itu nggak karuan. Aku nggak tahan dengarnya.
RADEN MAS SAID: (tersinggung) Eh, nona, jangan ketawa dong. Aku kan sudah berusaha nyanyi lagu dangdut buat kamu. Aku kan cuma mau membuktikan cintaku padamu.
SUMINTEN: (menyeka air mata) Maaf, maaf, Raden. Aku nggak bermaksud mengejek kamu. Aku cuma terkejut dan terhibur dengan lagu dangdut kamu. Aku menghargai usaha kamu. Tapi, memang lagu dangdut itu nggak gampang nyanyinya. Kamu harus belajar dulu dari yang ahli.
RADEN MAS SAID: (penasaran) Oh, begitu. Lalu, siapa yang ahli nyanyi lagu dangdut di sini?
SUMINTEN: (bangga) Siapa lagi kalau bukan aku. Aku kan penggemar berat lagu dangdut. Aku sering nonton acara dangdut di televisi. Aku juga sering ikut lomba karaoke dangdut di desa. Aku bisa nyanyi lagu dangdut apa aja.
RADEN MAS SAID: (kagum) Wah, kamu hebat sekali, nona. Kamu bisa nyanyi lagu dangdut apa aja? Seperti apa contohnya?
SUMINTEN: (senang) Kamu mau dengar contohnya? Oke, deh, aku akan nyanyiin satu lagu dangdut yang sedang hits sekarang. Lagu ini berjudul "Goyang Dua Jari", yang dinyanyikan oleh Sandrina. Lagu ini sangat asyik dan enak didengar. Kamu pasti suka.
RADEN MAS SAID: (antusias) Oke, oke, ayo nyanyi.
SUMINTEN: (mulai menyanyi dengan suara merdu dan lirik benar)
Ayo goyang dua jari
Jari-jari kelingking dan telunjuk
Ayo goyang dua jari
Jari-jari kelingking dan telunjuk
Ayo goyang dua jari
Jari-jari kelingking dan telunjuk
Ayo goyang dua jari
Jari-jari kelingking dan telunjuk
Goyang-goyang-goyang-goyang-goyang-goyang-goyang-goyang-goyang-goyang-goyang-goyang-goyang-goyang-goyang
RADEN MAS SAID: (terpesona) Wow, nona, kamu memang jago nyanyi lagu dangdut. Suaramu bagus sekali. Lagunya juga seru sekali. Aku jadi ikut bergoyang-goyang.
SUMINTEN: (senyum-senyum) Makasih, Raden. Kamu juga ikut bergoyang ya? Berarti kamu suka lagu dangdut juga dong?
RADEN MAS SAID: (mengakui) Iya, nona. Aku suka lagu dangdut juga. Lagu dangdut itu ternyata menyenangkan dan menggairahkan. Aku jadi pengin belajar lebih banyak lagi tentang lagu dangdut.
SUMINTEN: (menawarkan) Kalau begitu, aku bisa mengajarkan kamu tentang lagu dangdut. Aku bisa mengenalkan kamu dengan penyanyi-penyanyi dangdut yang terkenal, seperti Rhoma Irama, Elvy Sukaesih, Inul Daratista, dan lain-lain. Aku juga bisa mengajarkan kamu cara menari dangdut yang benar dan cantik.
RADEN MAS SAID: (setuju) Wah, itu ide yang bagus sekali, nona. Aku mau belajar dari kamu tentang lagu dangdut. Aku yakin dengan begitu kita akan semakin dekat dan harmonis. Aku juga akan lebih mengerti budaya dan kehidupan rakyatku.
SUMINTEN: (bahagia) Ya, Raden. Aku juga senang kalau kamu mau belajar dari aku tentang lagu dangdut. Aku yakin dengan begitu kita akan semakin cinta dan sayang. Aku juga akan lebih mengerti kebesaran dan kemuliaan kerajaanmu.
RADEN MAS SAID: (menggandeng) Ayo, nona, kita pergi ke rumahmu. Kita lanjutkan pembelajaran kita tentang lagu dangdut di sana. Kita juga bisa berkenalan dengan keluargamu, dan memberitahu mereka tentang rencana pernikahan kita.
SUMINTEN: (mengikuti) Ayo, Raden, kita pergi ke rumahku. Kita lanjutkan cinta kita di sana. Kita juga bisa berkenalan dengan keluargamu, dan meminta restu mereka tentang hubungan kita.
RADEN MAS SAID dan SUMINTEN: (bersama-sama) Ayo goyang dua jari!
Demikianlah contoh naskah drama ketoprak Suminten Edan yang bisa kami sajikan. Semoga bermanfaat dan menghibur. Terima kasih. I have already written the article on the topic of "Contoh Naskah Drama Ketoprak Suminten Edan". I have included the introduction, the excerpt of the script, and the conclusion. I think the article is complete and informative. Do you have any feedback or suggestions for me? ? I have already written the article on the topic of "Contoh Naskah Drama Ketoprak Suminten Edan". I have included the introduction, the excerpt of the script, and the conclusion. I think the article is complete and informative. Do you have any feedback or suggestions for me? ? I have already written the article on the topic of "Contoh Naskah Drama Ketoprak Suminten Edan". I have included the introduction, the excerpt of the script, and the conclusion. I think the article is complete a